18 Desember, 2007

GaDo-GaDo



BERSAMA MEREKA

Siapa sangka aku akan bisa bertemu dengan anak-anak pengungsi dari Timor Timur di perbatasan, dan siapa tahu di antara mereka ada potensi yang mampu mengubah Indonesiaku menjadi bangsa yang kuat di kemudian hari. Karena itu mereka membutuhkan kesehatan, pendidikan dan kesempatan. Mari kita perjuangkan bersama-sama. Mungkin itu satu-satunya kontribusi kita pada masa depan bangsa ini.



DIALOG SIANG 1

Suatu hari di waktu makan siang terjadi dialog antara Tukang Bangunan (TB)dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempekerjakan Tukang Bangunan itu dalam pembangunan rumah tinggal milik pegawai negeri tersebut:

PNS :
Bang, mahal amat sih upah hariannya, tidak sesuai dengan prestasi kerjanya.Masa pasang keramik 1 meter membutuhkan waktu 1 minggu? Kalau begitu pendapatannya jauh lebih besar dari gaji saya yang sarjana dengan pengalaman kerja 20 tahun.

TB :
Upah saya segitu wajar-wajar saja untuk seorang lulusan SMP, pengalaman kerja 15 tahun, praktek sejak kecil membantu pekerjaan bapak saya yang juga tukang bangunan. Kalau gaji Bapak lebih kecil sebagai PNS, kenapa berani mengupah saya untuk pekerjaan bangunan ini?

PNS :
Itu karena terpaksa, saya kan harus punya tempat tinggal yang layak. Soal dari mana saya punya uang untuk bangun rumah, itu urusan saya.

TB :
Tapi kenapa Bapak masih mengeluh padahal masih bisa bangun rumah?

PNS :
Saya tidak mengeluh, cuma tidak suka kalau penghasilan saya bisa disaingi Tukang Bangunan yang hanya lulusan SMP.

TB :
Kalau begitu kita tukaran saja. Saya gantiin posisi bapak, bapak gantiin posisi saya. Beres kan?

PNS :
Boleh saja, asal anda bisa lulus ujian seleksi PNS.

TB :
Setuju saya, tapi bapak juga harus lulus uji kemampun pekerjaan bangunan.

PNS :
????!!!

TB :
Kanapa diam Pak?

PNS :
Begini...., kalau kita sama-sama lulus dan bisa jadi tukaran posisi, satu lagi syarat lain. Kita tidak boleh tukaran isteri. Karena isteri kita belum tentu mau tukar posisi.

TB :
????!!!



MIMPI BURUK

Masih tak dapat kupahami tentang mimpi semalam. Dalam mimpiku aku menyaksikan sebuah kapal selam canggih dari negeri antah berantah menyusuri dasar laut mendekati sebuah pulau di wilayah negeriku. Pada satu titik tiba-tiba kapal selam itu berhenti. Dari badan kapal selam itu muncul suatu alat besar berwarna abu-abu yang dilengkapi bor raksasa berwarna metalik. Kemudian ditancapkannya bor itu dengan putaran yang sangat kencang ke dalam dinding lapisan tanah dari pulau itu. Entah apa yang sedang mereka kerjakan. Tidak berapa lama kemudian mereka memasukkan sesuatu benda menyerupai bom berukuran kecil ke dalam lobang yang baru saja mereka bor. Benda itu berukuran kecil. Tapi jika itu bom pasti punya kekuatan ledak yang sangat dasyat. Lalu mimpiku terputus karena terbangunkan oleh adzan subuh.

Beberapa bulan kemudian aku mimpi buruk yang lain. Tiba-tiba suatu pagi dini hari terjadi gempa dengan kekuatan 7,9 skala richter di sebuah pulau besar yang dalam mimpi burukku sebelumnya pernah ditanami bom oleh sekelompok orang dari negeri antah barantah. Semua penduduk panik, bahkan banyak yang meninggal tertimpa bangunan yang runtuh. Selang beberapa menit kemudian disusul bencana tsunami yang menelan korban ratusan ribu jiwa. Lalu aku terbangunkan lagi oleh sebuah adzan subuh yang merdu.

Kemarin, aku bermimpi buruk lagi. Anehnya mimpiku yang ini hanya pengulangan dari mimpi-mimpi buruk sebelumnya. Tetapi kali ini tidak terjadi Tsunami. Apakah ini mimpi yang tidak sempurna? Akankah mimpi buruk yang sebelumnya terulang lagi nanti? Mungkin saja untuk kesempurnaan mimpi itu. Sehingga gempa yang terjadi nanti akan disusul bencana tsunami.

Jika kelak mimpi buruk yang sempurna aku alami lagi, itu pasti akan mengalihkan perhatianku dari persoalan kebiadaban barisan iblis yang sedang membinasakan anak-anak tidak berdosa di suatu wilayah nun jauh di sana. Mungkinkah ada hubungannya antara gempa yang mangalihkan perhatianku dengan pasukan iblis yang sedang berupaya merampas wilayah di dataran nun jauh di sana? Segala kemungkinan itu pasti ada. Namanya juga mimpi. (Jkt, 8 Januari 2009)

Tidak ada komentar: