30 November, 2016

Kerinduan Pada Indonesia, Kelak.


Jalan-jalan di pusat perbelanjaan moderen di perkotaan rasanya seperti sedang berjalan-jalan di Asia Timur. Jalan-jalan di tanah pertambangan rasanya seperti sedang berada di Eropa Barat. 
Nonton tayangan konflik berjamaah rasanya seperti sedang berada di Timur Tengah. 
Lantas Negeriku itu ada di mana?

Suatu waktu nanti kita bertemu dan hanya saling pandang. 
Kita tidak saling mengenal tetapi rasanya seperti pernah kenal. 
Masing-masing dari kita bergumam "Mana INDONESIA-ku?"

Kita adalah kebanyakan tidur siang setelah malam hanya tertawa mabuk. 
Kita marah hanya jika lapar. Kita lari hanya karena takut. 
Kita datang hanya karena tak mengerti apa-apa. 
Kita pergi hanya karena suatu keuntungan sudah diraih. 

Kita rajin membaca kitab suci tapi tak pandai mengamalkannya. 
Kita tak pandai menyembunyikan fisik dan senang mempertontonkan perkataan luhur. 
Kita lebih suka mendapatkan pengakuan publik dari pada pengakuan Sang Choliq. (Ⓒmedypsargo/Nov2016)