10 Juni, 2010

JADWAL PIALA DUNIA DAN IMPLIKASINYA

Setiap memasuki musim pertandingan bola yang banyak disiarkan oleh televisi, seperti Piala Dunia (PD), sudahkah anda siap menjadi seorang pecandu bola dan sekaligus sebagai orang yang bisa menghargai prioritas kegiatan lain yang cukup membantu orang lain?

Bolehlah sekali-kali orang berkencan dengan hobbinya. Itu sudah merupakan hak asasi setiap orang. Tetapi bagaimana jika hobbi itu memberi implikasi pada penurunan produktifitas kerja yang mesti menjadi prioritas. Kita bisa bayangkan kerugian apa yang akan dialami bangsa ini. Tapi orang boleh berargumen lain.

Banyak orang yang marah ketika satu orang protes terhadap kehadiran jadwal Piala Dunia yang mau tidak mau membuat orang bangun tengah malam untuk menyaksikan pertandingan sepak bola. Bagi seorang maniak bola, protes seseorang itu dianggap menyerang haknya. Sebaliknya bagi orang yang kurang begitu minat pada bola, jadwal Piala Dunia yang ketat selama hampir satu bulan itu adalah merupakan gangguan. Pasalnya, orang yang nonton dini hari selalu diteruskan pergi tidur hingga siang hari. Berarti tidak pergi kerja. Ketika masuk kerja pun malah lebih banyak tidur di meja kerja atau di pojok ruang tertentu dari pada bekerja.

Sebetulnya orang lain sudah mengetahui kalau pecandu PD masuk siang atau bahkan tidak masuk kerja biasanya dikarenakan menonton siaran pertandingan bola di televisi yang berakhir pada dini hari. Namun sayangnya, tidak sedikit para pecandu bola yang memberikan alasan tidak jujur. Jadi terkesan seperti kanak-kanak. Mungkin hal yang manusiawi jika seseorang selalu berusaha untuk menghindari penilaian negatif dari orang lain. Dan yang paling mudah untuk menangkalnya memang dengan kebohongan.

Akan tetapi anda tidak bisa menjeneralisasi prilaku ini pada semua pecandu bola. Mungkin hanya 1 orang yang terpengaruh diantara 100 orang pecandu bola. Ini disebabkan belum semua orang bisa menerima implikasi dari penjadwalan pesta pertandingan bola dunia, sehingga bagi pecandu bola menganggap masih perlu main petak umpet, karenanya harus berbohong, hong... hong..hong.

Akh… tapi siapa yang peduli dengan harapan orang lain. Yang penting enjoy sendiri. Bagaimana pun Piala Dunia adalah tontonan yang mengasyikan, murah dan memberi perasaan damai dari pada menonton sinetron murahan, atau berita soal keganasan bangsa Alien Israel, atau tayangan tentang debat kusir para politikus soal janji memakmurkan rakyat, atau berita soal Bank Century yang hampir dilupakan.

Selamat menyaksikan Piala Dunia 2010. (Medy P sargo)

Tidak ada komentar: