MEDY P SARGO

SANG JEMBATAN HATI. Aku berada di antara kemarin dan esok, dan Anda akan selalu ada di lubuk hatiku.

11 Juni, 2010

Diposting oleh Medy P Sargo (medysargo@gmail.com) di 01.41
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

PILIH TOPIK DI SINI

  • ►  2007 (13)
    • ►  Desember (13)
  • ►  2008 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2009 (2)
    • ►  April (1)
    • ►  September (1)
  • ▼  2010 (16)
    • ►  Mei (1)
    • ▼  Juni (3)
      • SELAMAT DATANG OBAMA
      • JADWAL PIALA DUNIA DAN IMPLIKASINYA
      • Tanpa judul
    • ►  Agustus (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  November (5)
    • ►  Desember (3)
  • ►  2011 (6)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2012 (3)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2013 (4)
    • ►  April (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2014 (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2016 (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2018 (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2021 (1)
    • ►  Juni (1)

Mengenai Saya

Foto saya
Medy P Sargo (medysargo@gmail.com)
Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya senang bersyair, bersyi'ar dan bersyukur. Aku tidak tahu mengabdi pada siapa. Tapi cukup tahu siapa yang menciptakan aku. Aku hanya berkelana di sebuah titik yang tidak ada artinya jika membayangkan betapa tak berbatasnya alam jagat raya ini. Sekali waktu anda membayangkan batas antara "ujung" langit yang dapat anda hayalkan dengan "ujung" langit lain yang tidak dapat anda bayangkan. Ternyata kita tak punya arti. Tapi hebatnya kita selalu merasa telah berbuat banyak untuk manusia di sekeliling kita. Aku lahir dari seorang ibu yang dinikahi seorang "pejuang tak diakui". Sepuluh tahun kemudian sejak Bapakku meletakkan senjata (karena tak sudi menembak), aku lahir ke bumi tanpa banyak permintaan. Aku cuma minta udara bersih dan setetes air susu ibu. Semua itu aku pernah dapatkan. Namun setelah ibuku meninggal, tidak ada lagi air susu ibu, dan tidak ada lagi udara bersih. Kini aku cuma berharap bisa berbuat sesuatu untuk membersihkan udara dari segala jenis kotoran yang ada di bumi ini. (13medysargo@gmail.com).
Lihat profil lengkapku

Sang MERAH PUTIH


INDONESIA UNTUK DUNIA

Kelahiran Indonesia pasti bukan tanpa alasan. Hasrat yang lahir dari ketertindasan oleh bangsa lain pastilah merupakan alasan utama. Negeri ini lahir dari jeritan sanubari anak bangsa yang lebih menyandarkan pada sikap toleransi perbedaan. Namun ia berontak ketika nilai-nilai tolerensi itu tergores hingga berdarah-darah oleh ”kejahilan” bangsa lain.

Bangsa ini telah menyatakan ”Merdeka!” pada 17 Agustus 1945. Namun sesungguhnya arti kemerdekaan itu belum begitu difahami secara utuh oleh anak bangsa. Apakah kemerdekaan itu hanya sebatas hak? Pernahkah kita memahami kemerdekaan yang kita agung-agungkan itu sebagai suatu kewajiban? Artinya kita pun harus menghormati kemerdekaan orang lain. Biarkan kita atau orang lain memilih kepentingan berbeda. Kita hanya punya kewajiban untuk mengingatkan kepada orang lain dengan sapaan yang santun: ” Hai sahabat...., silahkan anda mengembangkan kepentingan anda, dan batasnya adalah kepentingan kami. Kami pun akan berhenti pada kepentingan anda”.

Makna dari sapaan di atas mestinya membingkai sikap kita sebagai suatu bangsa yang besar. Terserah anda mau memaknai sebagai apa. Kita (bangsa Indonesia) dan orang lain (bangsa lain) pasti selalu punya perbedaan pada kepentingan. Tetapi juga pasti selalu punya persamaan. Dan persamaannya itu selalu berada pada pertemuan batas antara kepentingan kita dan kepentingan orang lain. Jika batas itu dilanggar oleh salah satunya, niscaya akan terjadi ”peperangan”.

Kepentingan seyogyanya tidak harus menggeser kepentingan orang lain, sebab malapetaka selalu dimulai dari pergeseran kepentingan, baik disengaja atau pun tidak. Mungkin anda kemudian akan bertanya, kalau begitu begaimana caranya menentukan batas kepentingan? Jawabnya, fokus pada pengembangan kualitas kepentingan kita dan kualitas pemahaman terhadap kepentingan orang lain. Sesungguhnya bangsa Indonesia selalu berupaya mengemas ”batas” yang menyejukkan bagi dunia. Lalu anda hanya melihatnya sebagai suatu kelemahan. (Medy Sargo, 16 November 2007)

REKAMAN PERISTIWA

REKAMAN PERISTIWA
Bercanda Dengan Air Sebelum Kemarau Bertandang (Solok, 1987)

BUKAN TATA SURYA KITA

BUKAN TATA SURYA KITA
Kita ini siapa dan berada di mana? Masihkah bisa bersikap sombong?

HARI BATIK (DUNIA?)

Tanggal 2 Oktober 2009 PBB mengumumkan tentang Batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. Dan Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik. Berarti setiap tanggal 2 Oktober masyarakat Indonesia wajib pakai batik, di luar itu hukumnya sunnat .

Apa makna dari pengakuan PBB ini?
Tentu saja yang pertama PBB mengakui keberadaan suatu bangsa yang bernama Indonesia; Kedua, batik menunjukan peradaban suatu bangsa tertentu, karenanya PBB melihat ada hubungan antara batik dan bangsa Indonesia.

Apa keuntungannya bagi bangsa Indonesia?
Mulai hari ini kita tidak akan memperdebatkan lagi asal-usul batik yang berkembang di dunia. Setidaknya energi kita akan tersimpan untuk hal lain yang lebih penting.

Ke depan tidak ada klaim negara lain yang dapat diakui dunia sebagai pewaris batik. Tetapi bukan berarti bangsa lain tidak boleh dan tidak mampu mengembangkan batik. Di era globalisasi ini, semua makhluk di bawah langit ini boleh berkreasi mengembangkan - sekali lagi: mengembangkan - karya apapun yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dunia, termasuk batik. Satu saja yang tidak boleh dilakukan adalah meniru motif secara bulat-bulat dan atau memalsukan. Pelaku perbuatan itu tergolong sebagai makhluk tak bermoral. (Medy P. Sargo)

ISTERIKU YANG SESUNGGUHYNYA

ISTERIKU YANG SESUNGGUHYNYA

Sebelum Jelang Pagi

Sebelum Jelang Pagi
Setelah lelah mengurus suami, isteri akan tidur memulihkan kembali fisik, hati, dan pikiran untuk esok

SUSAH ITU ILMU

SUSAH ITU ILMU
Aku selalu menghitung waktu

DI TAHUN 1989

DI TAHUN 1989

TERAWANG JAMAN

Saya bukan peramal, juga bukan pembual. Tapi saya seringkali dapat merasakan angin yang sejuk ketika badai datang. Karena itu kemudian saya menciptakan sebuah lagu berjudul “Pesona di Musim Bencana”. Di tengah-tengah bencana apa pun (krisis ekonomi, gempa bumi, tsunami, teror bom, pertikaian ras dan agama) maka sebuah pesona masih tetap ada. Lagu ini diciptakan tahun 1982. Tetapi kemudian saya baru menyadari bahwa lagu ini ternyata memberi isyarat tentang badai yang selama ini menimpa Indonesia akan segera berakhir di penghujung tahun 2010.

Tahun 2011 adalah tahun awal kejayaan baru bangsa ini. Indonesia akan mulai melangkah lagi tanpa hambatan yang berarti, walau pun masih tetap ada kebijakan luar negeri dari negara lain yang tetap menghendaki hancur leburnya perekonomian negeri ini. Tetapi mereka pun sedang menghadapi kelelahan. Bahkan beberapa Negara akan direpotkan dengan persoalan-persoalan tak terduga yang harus dihadapi sendiri.

Indonesia akan tetap diganggu, tetapi Indonesia akan segera menemukan solusi yang sangat brilian. Indonesia tidak bisa mati, tetapi banyak kematian intelektual dialami orang-orang berpendidikan tinggi yang bekerja secara terselubung untuk kepentingan negara lain. Pada akhirnya sebuah peringatan keras akan datang juga di hadapan orang-orang Indonesia yang kurang loyal pada negerinya. Jawaban tentang arti loyalitas dan idealisme akan sangat tajam di pertengahan 2011, dengan ditandai suatu peristiwa besar yang melibatkan seluruh bangsa Indonesia.

Walaupun tahun 2011 akan merupakan tahun awal kejayaan baru bangsa Indonesia, tetapi bukan berarti bangsa ini harus lengah dan acuh terhadap kewaspadaan nasional. Meski tetap banyak orang-orang berpenghasilan dan berpendidikan tinggi namun akan nampak sebagai orang miskin dan kelaparan ketika harus memilih antara loyal pada negara atau menjual kepentingan negara pada negara lain.

KESANGSIAN

KESANGSIAN

KORBAN PERAMPOKAN HKI

KORBAN PERAMPOKAN HKI
Adriyadi, pencipta lagu Widuri yang terkenal pada tahun 80-an, hanya karena keserakahan dunia bisnis musik ia tidak mendapatkan hak yang semestinya.

MILIK SIAPA MEREKA?

MILIK SIAPA MEREKA?
DIPERSIMPANGAN SALEMBA-PRAMUKA TAHUN 1987


Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.